Jumat, 10 Februari 2017

LAPORAN KEBUTUHAN PSIKOLOGIS DAN KEBUTUHAN SOSIAL

KEBUTUHAN PSIKOLOGIS 
DAN
 KEBUTUHAN SOSIAL




DISUSUN OLEH :
SRI MAHATMA KESAVA M (16140036)

B.13.1
DIV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN 
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA 
2016/2017


   Resume !
1)      Hak-hak pasien !
2)      Dukungan sosial !
3)      Konsep diri !
4)      Harga diri !
5)      Orang-orang terdekat !



1.      Hak-hak pasien
Hak pasien dalam memperoleh pelayanan kesehatan termasuk perawatan tercantum pada UU Kesehatan no 23 tahun 1992 yaitu :
Pasal 14 mengungkapkan bahwa setiap orang berhak untuk mendapatkan kesehatan  optimal.
Pasal 53 menyebutkan bahwa setiap pasien berhak atas informasi, rahasia kedokteran, dan hak opini kedua.
Pasal 55 menyebutkan bahwa setiap pasien berhak mendapatkan ganti rugi karena kesalahan dan kelalaian petugas kesehatan.
Secara rinci, hak pasien adalah sebagai berikut :
a.    Mendapatkan pelayanan kesehatan optimal /sebaik-baiknya sesuai dengan standar profesi kedokteran.
b.   Hak atas informasi yang jelas dan benar tentang penyakit dan tindakan medis yang akan dilakukan dokter/ suster.
c.      Hak memilih dokter dan rumah sakit yang akan merawat sang pasien.
d.      Hak atas rahasia kedokteran / data penyakit, status, diagnosis dll.
e.     Hak untuk memberi persetujuan / menolak atas tindakan medis yang akan dilakukan pada pasien.
f.        Hak untuk menghentikan pengobatan.
g.      Hak untuk mencari pendapat kedua / pendapat dari dokter lain / Rumah Sakit lain.
h.      Hak atas isi rekaman medis / data medis.
i.        Hak untuk didampingi anggota keluarga dalam keadaan kritis.
j.       Hak untuk memeriksa dan menerima penjelasan tentang biaya yang dikenakan / dokumen pembayaran / bon /bill.
k.  Hak untuk mendapatkan ganti rugi kalau terjadi kelalaian dan tindakan yang tidak mengikuti standar operasi profesi kesehatan.


2.      Dukungan sosial
Dukungan sosial adalah dukungan atau bantuan yang berasal dari orang yang memiliki hubungan sosial akrab dengan individu yang menerima bantuan. Bentuk dukungan ini dapat berupa infomasi, tingkah laku tertentu, ataupun materi yang dapat menjadikan individu yang menerima bantuan merasa disayangi, diperhatikan dan bernilai.
A.    Faktor- faktor yang mempengaruhi dukungan sosial :
ü  Kebutuhan fisik
Kebutuhan fisik dapat mempengaruhi dukungan sosial. Adapun kebutuhan fisik meliputi sandang, pangan dan papan. Apabila seseorang tidak tercukupi kebutuhan fisiknya maka seseorang tersebut kurang mendapat dukungan sosial.
ü  Kebutuhan sosial
Dengan aktualisasi diri yang baik maka seseorang lebih kenal oleh masyarakat daripada orang yang tidak pernah bersosialisasi di masyarakat. Orang yang mempunyai aktualisasi diri yang baik cenderung selalu ingin mendapatkan pengakuan di dalam kehidupan masyarakat. Untuk itu pengakuan sangat diperlukan untuk memberikan penghargaan.
ü  Kebutuhan psikis
Dalam kebutuhan psikis pasien pre operasi di dalamnya termasuk rasa ingin tahu, rasa aman, perasaan religius, tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang lain. Apalagi jika orang tersebut sedang menghadapi masalah baik ringan maupun berat, maka orang tersebut akan cenderung mencari dukungan sosial dari orang- orang sekitar sehingga dirinya merasa dihargai, diperhatikan dan dicintai.
B.     Dampak dukungan sosial
Dukungan sosial merupakan bantuan atau dukungan yang diterima individu dari orang- orang tertentu dalam kehidupannya. Diharapkan dengan adanya dukungan sosial maka seseorang akan merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai. Dengan pemberian dukungan sosial yang bermakna maka seseorang akan mengatasi rasa cemasnya terhadap pembedahan yang akan dijalaninya.
Dukungan sosial dapat memberikan kenyamanan fisik dan psikologis kepada individu dapat dilihat dari bagaimana dukungan sosial mempengaruhi kejadian dan efek dari keadaan kecemasan.

3.      Konsep Diri
Konsep Diri didefenisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain. Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, fisikal, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.
Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan pencampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri memberi kita kerangka acuan yang mempengaruhi manejemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain.
A.   Komponen Konsep Diri
Konsep diri terdiri dari Citra Tubuh (Body Image), Ideal Diri (Self ideal), Harga Diri (Self esteem), Peran (Self Rool) dan Identitas(self idencity).
                               I.            Citra Tubuh (Body Image) 
Body Image (citra tubuh) adalah sikap individu terhadap dirinya baik disadari maupun tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan dinamis karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman baru.

Body image berkembang secara bertahap selama beberapa tahun dimulai sejak anak belajar mengenal tubuh dan struktur, fungsi, kemampuan dan keterbatasan mereka. Body image (citra tubuh) dapat berubah dalam beberapa jam, hari, minggu ataupun bulan tergantung pada stimuli eksterna dalam tubuh dan perubahan aktual dalam penampilan, stuktur dan fungsi.
                            II.            Ideal Diri 
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang diraih. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita ataupun penghargaan diri berdasarkan norma-norma sosial di masyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri. Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dan membantu individu mempertahankan kemampuan menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung. Ideal diri penting untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental.
Pembentukan ideal diri dimulai pada masa anak-anak dipengaruhi oleh orang yang dekat dengan dirinya yang memberikan harapan atau tuntunan tertentu. Seiring dengan berjalannya waktu individu menginternalisasikan harapan tersebut dan akan membentuk dari dasar ideal diri. Pada usia remaja, ideal diri akan terbentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Pada usia yang lebih tua dilakukan penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan peran serta tanggung jawab.
                          III.            Harga Diri 
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yaitu : dicintai, dihormati dan dihargai. Mereka yang menilai dirinya positif cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan diri, sebaliknya individu akan merasa dirinya negative, relatif tidak sehat, cemas, tertekan, pesimis, merasa tidak dicintai atau tidak diterima di lingkungannya.
Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Harga diri akan sangat mengancam pada saat pubertas, karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan, karena banyak keputusan yang harus dibuat menyangkut dirinya sendiri.
                          IV.            Peran 
Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu di dalam kelompok sosial. Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu sepanjang daur kehidupannya. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.
                            V.            Identitas Diri 
Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari observasi dan penilaian dirinya, menyadari bahwa individu dirinya berbeda dengan orang lain. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, dan tidak ada duanya. Identitas berkembang sejak masa kanak-kanak, bersamaan dengan berkembangnya konsep diri. Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, respek terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri dan menerima diri.
B.    Faktor –faktor yang mempengaruhi konsep diri:
                                            i.            Budaya
Pada usia anak-anak nilai akan diadopsi dari orang tuanya, kelompoknya dan lingkungannya.Orang tua yang bekerja seharian akan membawa anak lebih dekat pada lingkungannya.
                                          ii.            Faktor Internal dan Eksternal
Kekuatan dan perkembangan pada individu sangat berpengaruh terhadap konsep diri. Pada sumber internal misalnya, orang yang humoris koping individunya lebih efektif. Sumber eksternal misalnya adanya dukungan dari masyarakat dan ekonomi yang kuat.
                                        iii.            Pengalaman sukses dan gagal
Ada kecenderungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan konsep diri demikian pula sebaliknya.
                                        iv.            Stesor
Stresor dalam kehidupan misalnya perkawinan, pekerjaan baru, ujian dan ketakutan. Jika koping individu tidak adekuat maka akan menimbulkan depresi, menarik diri dan kecemasan.
                                          v.            Usia, keadaan sakit, dan trauma
Usia tua, keadaan sakit akan mempengaruhi persepsi dirinya
                                        vi.            Tingkat perkembangan dan kematangan
Perkembangan anak seperti dukungan mental, perlakuan dan pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep diri.
4.      Harga Diri
Adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri. Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi. Jika individu sering gagal , maka cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah di cintai dan menerima penghargaan dari orang lain.

A.    Cara- cara untuk meningkatkan harga diri seseorang :
ü  Memberinya kesempatan untuk berhasil
ü  memberinya gagasan
ü  Mendorongnya untuk beraspirasi
ü  Membantunya membentuk koping
B.     faktor-Faktor yang mempengaruhi gangguan harga diri, seperti :
ü  Perkembangan individu.
Faktor predisposisi dapat dimulai sejak masih bayi, seperti penolakan orang tua menyebabkan anak merasa tidak dicintai dan mengkibatkan anak gagal mencintai dirinya dan akan gagal untuk mencintai orang lain.
ü  Ideal Diri tidak realistis.
Individu yang selalu dituntut untuk berhasil akan merasa tidak punya hak untuk gagal dan berbuat kesalahan.
ü  Gangguan fisik dan mental
Gangguan ini dapat membuat individu dan keluarga merasa rendah diri.
ü  Sistem keluarga yang tidak berfungsi.
Orang tua yang mempunyai harga diri yang rendah tidak mampu membangun harga diri anak dengan baik.
ü  Pengalaman traumatik yang berulang, misalnya akibat aniaya fisik, emosi dan seksual.

5.      Dukungan Orang – orang Terdekat
Sebagai makhluk sosial kita sangat membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupan. Sebanyak apapun harta yang kita miliki tidak akan dapat menggantikan kebutuhan kita terhadap orang lain. Tidak semua hal bisa dibeli dengan uang. Keluarga, teman dan cinta merupakan hal-hal yang tidak bisa didapatkan dengan uang.

Kita membutuhkan cinta dan dukungan dari orang-orang terdekat untuk menjalani kehidupan yang tidak selalu mulus. Seringkali kita menemui hambatan dan rintangan yang dapat kita selesaikan sendiri. Pada saat inilah kita membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat agar dapat menghadapi permasalahan yang ada. Contohnya ketika seseorang terjerat narkoba dan berupaya sehat kembali, pada saat ini ia membutuhkan dukungan dari keluarga dan sahabat agar dapat benar-benar bebas dari ketergantungan obat-obatan terlarang. Dukungan yang diberikan bisa dalam bentuk perhatian, hiburan atau mengingatkan jika ia mulai mencoba-coba lagi.



DAFTAR PUSTAKA

http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-dukungan/

MAKALAH PERKEMBANGAN MASA PERIMENOPAUSE

PERKEMBANGAN MASA PERIMENOPAUSE



DISUSUN OLEH :

SRI MAHATMA KESAVA MURTI     (16140036)
KETUT AYU WULANTARI                 (16140018)
KUSNUL KHOTIMAH                          (16140107)
SELVIRA INDRIYANTI                         (16140027)
ANA KRISNAWATI                                 (16140073)
SANTI NORMALA                                 (16140017)
MARLINCE JIRA PIGI                           (16140055)
MARIA MINCELINA KEWA                  (16140050)

B.13.1
DIV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2016/2017


KATA PENGANTAR
            Dengan ini kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PERKEMBANGAN MASA PERIMENOPAUSE”.
Makalah ini penulis susun untuk menambah ilmu serta untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah “BIODAS BIOSPER”. Penulis menyadari bahwa  dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca.
Dengan tersusunnya makalah ini semoga bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Untuk itu kami sampaikan terima kasih apabila ada kurang lebihnya penulis minta maaf.




 Yogyakarta, 13 November  2016

Penulis







DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR …………………………………. ...I
DAFTAR ISI ……………………………………………. II
BAB I PEMBAHASAN
A.    Latar Belakang …………………………………………....1
B.     Rumusan Masalah …………………………………….......1
C.     Tujuan ……………………………………………………..1
D.    Manfaat …………………………………………………....1
BAB II ISI
A.    Pengertian Masa Perimenopause  …………………………2
B.     Gejala-gejala Perubahan Masa Perimenopause …………...2
C.     Penanganan Masa Perimenopause  …………………….….4
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ……………………………………………..….5
B.     Saran  …………………………………………………..…..5
DAFTAR PUSTAKA ……………………………...………6





BAB I
PEMBAHASAN
A.    Latar Belakang
Istilah perimenopause memang masih terasa awam di telinga, tetapi setiap wanita pasti akan mengalaminya. Sebelum mencapai usia menopause, seorang wanita akan mengalami beberapa perubahan fisik dan gejala hormonal, termasuk menstruasi yang tidak teratur.
Perimenopause adalah masa di mana tubuh mulai bertransisi menuju menopause. Masa ini bisa terjadi selama dua hingga delapan tahun, ditambah satu tahun di akhir periode menuju menopause. Gejala ini alamiah, karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa reproduksi.
Pada periode ini, umumnya tingkat produksi hormon estrogen dan progesteron berfluktuasi, naik dan turun tak beraturan. Siklus menstruasi pun bisa tiba-tiba memanjang atau memendek. Biasanya, masa perimenopause ini terjadi di usia 40-an, tapi banyak juga yang mengalami perubahan ini saat usianya masih di pertengahan 30-an.
B.     Rumusan Masalah
Secara rinci rumusan masalah makalah ini adalah :
1.      Apa yang dimaksud dengan masa perimenopause ?
2.      Apa saja gejala-gejala perubahan masa perimenopause ?
3.      Bagaimana cara penanganan masa perimenopause ?
C.    Tujuan Makalah
1.     Mengetahui masa perimenopause.
2.     Mengetahui gejala-gejala perubahan masa perimenopause.
3.     Mengetahui cara penanganan masa perimenopause.
D.    Manfaat Makalah
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai masa perimenopause .


BAB II
ISI
A.    Pengertian Masa Perimenopause
Perimenopause merupakan masa dimana akan muncul tanda-tanda seorang wanita yang akan masuk masa menopause. Biasanya masa ini akan muncul sepuluh atau lima belas tahun sebelum wanita itu mengalami masa menopause. Jika dihitung dengan hitungan matematika, masa menopause wanita yang kebanyakan terjadi pada umur lima puluhan ke atas, tinggal dikurangi 10 atau 15 tahun, dan itulah masa perimenopause. Nah, hal ini sangat penting untuk diketahui setiap wanita, agar siap untuk memasuki masa menopause, dan juga mengerti masa kesuburannya sampai kapan.
Untuk mengetahui masa perimenopause ini, setiap wanita harus tahu gejala atau tanda yang mengindikasikan bahwa dia sudah masuk masa ini. Gejala dari perimenopause ada 2, yang meliputi gejala perubahan fisik dan perubahan mental.

B.     Gejala-gejala Perubahan Masa Perimenopause
1.      Perubahan masa menstruasi
Tanda perubahan pertama seseorang mengalami perimenopause adalah perubahan periode menstruasi. Masa menstruasi sebelum mengalami perimenopause biasanya wajar setiap bulannya dan rutin. Namun, jika sudah masuk masa perimenopause ini, akan terjadi perubahan periode menstruasi, yang mungkin akan berlangsung lebih lama atau lebih pendek atau bahkan tidak mengalami menstruasi selama beberapa bulan. Selain itu, bisa saja akan mengalami perdarahan ringan atau bisa saja berat selama periode mnestruasi.
2.      Mengeluarkan keringat dingin atau hot flashes
Tanda perimenopause selanjutnya adalah saat malam hari bisa saja muncul keringat dingin tanpa sebab. Nah, gejala ini biasanya adalah gejala umum perimenopause.
3.      Perubahan mental
Perubahan mental seperti sering depresi, kecewa, perubahan suasana hati, kecemasan dan irirtabilitas, adalah salah satu tanda seorang wanita bisa mengalami masa perimenopause.
4.      Vagina kering
Saat masa perimenopause, penurunan produksi estrogen akan menurun dan akibatnya akan mengakibatkan vagina mejadi kering. Jika hal ini terjadi, sebaiknya menggunakan obat pelumas vagina OTC dan segera konsultasu dengan dokter, agar mendapat penanganan dengan cepat.
5.      Sulit tidur
Wanita yang sedang mengalami masa perimenopause, kebanyakan mereka akan mengalami masalah tidur, seperti sulit tidur atau pun sering bangun dan tidak lelap. Hal ini disebabkan karena fluktuasi hormon dan hot flashes atau keringat dingin yang muncul.
6.      Produksi lemak meningkat
Masa perimenopause mengakibatkan wanita akan mengalami peningkatan lemak pada tubuh, khususnya lemak di sekitar pinggang. Hal yang bisa membantu untuk menangani masalah ini tentunya olahraga secara teratur, misal jogging atau aerobik selama 30 menit 3 kali seminggu, dan tentunya diet teratur.
7.      Nyeri seks
Jika wanita sudah memasuki masa perimenopause, ada yang mengalami rasa sakit saat berhubungan seks, dan hal ini dikarenakan vagina tidak basah atau kering.
8.      Gairah seks menurun
Fluktuasi hormon yang terjadi bukan hanya mempengaruhi kualitas tidur, namun juga meurunkan gairah seks.

C.    Penanganan Masa Perimenopause 
Pil kontrasepsi dianggap tepat untuk mengatasi gejala perimenopause, walaupun sedang tidak mengatur kelahiran. Konsumsi dosis rendah yang teratur, akan mengurangi efek hot flashes dan kekeringan vagina.
Hidup sehat adalah pilihan terbaik untuk mengatasi gejala perimenopause. Caranya dengan:
ü  Konsumsi nutrisi yang cukup.
Osteoporosis dan risiko terkena penyakit jantung akan meningkat seiring bertambahnya usia. Konsumsilah makanan berkadar lemak rendah dan kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran dan kacang-kacangan. Dianjurkan juga untuk mengkonsumsi makanan kaya kalsium atau suplemen. Hindari alkohol dan kafein yang dapat memicu hot flashes.
ü  Olah raga teratur.
Olah raga teratur sedikitnya 30 menit sehari, akan menjaga berat badan dan meningkatkan kualitas tidur.
ü  Mengurangi stres.
Kurangi stres dengan berpasrah diri dan mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Atau Anda dapat melakukan yoga yang sangat membantu melewati masa transisi menuju menopause.






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari makalah tersebut diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.     Perimenopause merupakan masa dimana akan muncul tanda-tanda seorang wanita yang akan masuk masa menopause.
2. Gejala dari perimenopause ada 2, yang meliputi gejala perubahan fisik dan perubahan mental.
3.     Bahwa pada masa perimenopause dapat ditangan dengan mudah, tergantung pada diri kita sendiri, apakah mau tidaknya menjaga kesehatan tubuh.

B.     Saran
Dengan penulisan makalah ini penulis berharap lembaga kesehatan dalam hal ini para bidan mampu meningkatkan pelayanan kebidanan guna membangun generasi muda dan generasi penerus bangsa menjadi manusia yang sehat.




DAFTAR PUSTAKA

idannia.wordpress.com/2011/05/24/tahapan-menopause-pada-wanita/