KEBUTUHAN
PSIKOLOGIS
DAN
KEBUTUHAN SOSIAL
DISUSUN OLEH :
SRI MAHATMA KESAVA M (16140036)
B.13.1
DIV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2016/2017
Resume
!
1) Hak-hak
pasien !
2) Dukungan
sosial !
3) Konsep
diri !
4) Harga
diri !
5) Orang-orang
terdekat !
1. Hak-hak pasien
Hak pasien dalam memperoleh pelayanan kesehatan termasuk
perawatan tercantum pada UU Kesehatan no 23 tahun 1992 yaitu :
Pasal 14 mengungkapkan bahwa setiap orang
berhak untuk mendapatkan kesehatan
optimal.
Pasal 53 menyebutkan bahwa setiap pasien berhak atas informasi, rahasia kedokteran, dan hak opini kedua.
Pasal 55 menyebutkan bahwa setiap pasien berhak mendapatkan ganti rugi karena kesalahan dan kelalaian petugas kesehatan.
Secara rinci, hak pasien adalah sebagai berikut :
Pasal 53 menyebutkan bahwa setiap pasien berhak atas informasi, rahasia kedokteran, dan hak opini kedua.
Pasal 55 menyebutkan bahwa setiap pasien berhak mendapatkan ganti rugi karena kesalahan dan kelalaian petugas kesehatan.
Secara rinci, hak pasien adalah sebagai berikut :
a. Mendapatkan pelayanan kesehatan
optimal /sebaik-baiknya sesuai dengan standar profesi kedokteran.
b. Hak atas informasi yang jelas dan
benar tentang penyakit dan tindakan medis yang akan dilakukan dokter/ suster.
c. Hak memilih dokter dan rumah sakit
yang akan merawat sang pasien.
d. Hak atas rahasia kedokteran / data penyakit, status,
diagnosis dll.
e. Hak untuk memberi persetujuan / menolak atas tindakan medis
yang akan dilakukan pada pasien.
f.
Hak
untuk menghentikan pengobatan.
g. Hak untuk mencari pendapat kedua /
pendapat dari dokter lain / Rumah Sakit lain.
h. Hak atas isi rekaman medis / data
medis.
i.
Hak
untuk didampingi anggota keluarga dalam keadaan kritis.
j. Hak
untuk memeriksa dan menerima penjelasan tentang biaya yang dikenakan / dokumen
pembayaran / bon /bill.
k. Hak untuk mendapatkan ganti rugi
kalau terjadi kelalaian dan tindakan yang tidak mengikuti standar operasi
profesi kesehatan.
2.
Dukungan sosial
Dukungan
sosial adalah dukungan atau bantuan yang berasal dari orang yang memiliki
hubungan sosial akrab dengan individu yang menerima bantuan. Bentuk dukungan
ini dapat berupa infomasi, tingkah laku tertentu, ataupun materi yang dapat
menjadikan individu yang menerima bantuan merasa disayangi, diperhatikan dan
bernilai.
A.
Faktor-
faktor yang mempengaruhi dukungan sosial :
ü Kebutuhan
fisik
Kebutuhan
fisik dapat mempengaruhi dukungan sosial. Adapun kebutuhan fisik meliputi
sandang, pangan dan papan. Apabila seseorang tidak tercukupi kebutuhan fisiknya
maka seseorang tersebut kurang mendapat dukungan sosial.
ü Kebutuhan
sosial
Dengan
aktualisasi diri yang baik maka seseorang lebih kenal oleh masyarakat daripada
orang yang tidak pernah bersosialisasi di masyarakat. Orang yang mempunyai
aktualisasi diri yang baik cenderung selalu ingin mendapatkan pengakuan di
dalam kehidupan masyarakat. Untuk itu pengakuan sangat diperlukan untuk
memberikan penghargaan.
ü Kebutuhan
psikis
Dalam
kebutuhan psikis pasien pre operasi di dalamnya termasuk rasa ingin tahu, rasa
aman, perasaan religius, tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang lain.
Apalagi jika orang tersebut sedang menghadapi masalah baik ringan maupun berat,
maka orang tersebut akan cenderung mencari dukungan sosial dari orang- orang
sekitar sehingga dirinya merasa dihargai, diperhatikan dan dicintai.
B.
Dampak
dukungan sosial
Dukungan sosial
merupakan bantuan atau dukungan yang diterima individu dari orang- orang
tertentu dalam kehidupannya. Diharapkan dengan adanya dukungan sosial maka
seseorang akan merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai. Dengan pemberian
dukungan sosial yang bermakna maka seseorang akan mengatasi rasa cemasnya
terhadap pembedahan yang akan dijalaninya.
Dukungan sosial
dapat memberikan kenyamanan fisik dan psikologis kepada individu dapat dilihat
dari bagaimana dukungan sosial mempengaruhi kejadian dan efek dari keadaan
kecemasan.
3. Konsep Diri
Konsep Diri didefenisikan sebagai
semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu
tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain. Konsep diri adalah
cara individu memandang dirinya secara utuh, fisikal, emosional, intelektual,
sosial dan spiritual.
Konsep diri adalah citra subjektif
dari diri dan pencampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bawah
sadar maupun sadar. Konsep diri memberi kita kerangka acuan yang mempengaruhi
manejemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain.
A.
Komponen
Konsep Diri
Konsep
diri terdiri dari Citra Tubuh (Body Image), Ideal Diri (Self ideal), Harga Diri
(Self esteem), Peran (Self Rool) dan Identitas(self idencity).
I.
Citra
Tubuh (Body Image)
Body Image (citra tubuh) adalah sikap individu terhadap
dirinya baik disadari maupun tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau
sekarang mengenai ukuran dan dinamis karena secara konstan berubah seiring
dengan persepsi dan pengalaman baru.
Body image berkembang secara bertahap selama beberapa tahun
dimulai sejak anak belajar mengenal tubuh dan struktur, fungsi, kemampuan dan
keterbatasan mereka. Body image (citra tubuh) dapat berubah dalam beberapa jam,
hari, minggu ataupun bulan tergantung pada stimuli eksterna dalam tubuh dan
perubahan aktual dalam penampilan, stuktur dan fungsi.
II.
Ideal
Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya
bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan
tipe orang yang diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai
yang diraih. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita ataupun penghargaan diri
berdasarkan norma-norma sosial di masyarakat tempat individu tersebut
melahirkan penyesuaian diri. Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dan
membantu individu mempertahankan kemampuan menghadapi konflik atau kondisi yang
membuat bingung. Ideal diri penting untuk mempertahankan kesehatan dan
keseimbangan mental.
Pembentukan ideal diri dimulai pada masa anak-anak
dipengaruhi oleh orang yang dekat dengan dirinya yang memberikan harapan atau
tuntunan tertentu. Seiring dengan berjalannya waktu individu
menginternalisasikan harapan tersebut dan akan membentuk dari dasar ideal diri.
Pada usia remaja, ideal diri akan terbentuk melalui proses identifikasi pada
orang tua, guru dan teman. Pada usia yang lebih tua dilakukan penyesuaian yang
merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan peran serta tanggung
jawab.
III.
Harga
Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang
dicapai dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan
ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yaitu :
dicintai, dihormati dan dihargai. Mereka yang menilai dirinya positif cenderung
bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan diri, sebaliknya individu akan
merasa dirinya negative, relatif tidak sehat, cemas, tertekan, pesimis, merasa
tidak dicintai atau tidak diterima di lingkungannya.
Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan
perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Harga
diri akan sangat mengancam pada saat pubertas, karena pada saat ini harga diri
mengalami perubahan, karena banyak keputusan yang harus dibuat menyangkut
dirinya sendiri.
IV.
Peran
Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan
tujuan yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu di
dalam kelompok sosial. Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran yang
berhubungan dengan posisi pada tiap waktu sepanjang daur kehidupannya. Harga
diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok
dengan ideal diri.
V.
Identitas
Diri
Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang
dapat diperoleh individu dari observasi dan penilaian dirinya, menyadari bahwa
individu dirinya berbeda dengan orang lain. Seseorang yang mempunyai perasaan
identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, dan
tidak ada duanya. Identitas berkembang sejak masa kanak-kanak, bersamaan dengan
berkembangnya konsep diri. Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan
percaya diri, respek terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri dan
menerima diri.
B.
Faktor –faktor yang mempengaruhi
konsep diri:
i.
Budaya
Pada usia anak-anak nilai akan diadopsi dari orang
tuanya, kelompoknya dan lingkungannya.Orang tua yang bekerja seharian akan
membawa anak lebih dekat pada lingkungannya.
ii.
Faktor Internal dan Eksternal
Kekuatan dan perkembangan pada individu sangat
berpengaruh terhadap konsep diri. Pada sumber internal misalnya, orang yang humoris koping
individunya lebih efektif. Sumber eksternal misalnya adanya dukungan dari
masyarakat dan ekonomi yang kuat.
iii.
Pengalaman sukses dan gagal
Ada kecenderungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan
konsep diri demikian pula sebaliknya.
iv.
Stesor
Stresor dalam kehidupan misalnya perkawinan, pekerjaan
baru, ujian dan ketakutan. Jika
koping individu tidak adekuat maka akan menimbulkan depresi, menarik diri dan
kecemasan.
v.
Usia, keadaan sakit, dan trauma
Usia tua,
keadaan sakit akan mempengaruhi persepsi dirinya
vi.
Tingkat perkembangan dan kematangan
Perkembangan
anak seperti dukungan mental, perlakuan dan pertumbuhan anak akan mempengaruhi
konsep diri.
4. Harga
Diri
Adalah penilaian pribadi terhadap
hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri.
Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga
diri yang tinggi. Jika individu sering gagal , maka cenderung harga diri
rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama
adalah di cintai dan menerima penghargaan dari orang lain.
A.
Cara- cara untuk meningkatkan harga
diri seseorang :
ü Memberinya kesempatan untuk berhasil
ü memberinya gagasan
ü Mendorongnya untuk beraspirasi
ü Membantunya membentuk koping
B.
faktor-Faktor yang mempengaruhi
gangguan harga diri, seperti :
ü Perkembangan individu.
Faktor
predisposisi dapat dimulai sejak masih bayi, seperti penolakan orang tua
menyebabkan anak merasa tidak dicintai dan mengkibatkan anak gagal mencintai
dirinya dan akan gagal untuk mencintai orang lain.
ü Ideal Diri tidak realistis.
Individu yang selalu dituntut untuk
berhasil akan merasa tidak punya hak untuk gagal dan berbuat kesalahan.
ü Gangguan fisik dan mental
Gangguan ini dapat membuat individu dan
keluarga merasa rendah diri.
ü Sistem keluarga yang tidak
berfungsi.
Orang
tua yang mempunyai harga diri yang rendah tidak mampu membangun harga diri anak
dengan baik.
ü Pengalaman
traumatik yang berulang, misalnya akibat aniaya fisik, emosi dan seksual.
5. Dukungan
Orang – orang Terdekat
Sebagai makhluk sosial kita sangat
membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupan. Sebanyak apapun harta yang
kita miliki tidak akan dapat menggantikan kebutuhan kita terhadap orang lain.
Tidak semua hal bisa dibeli dengan uang. Keluarga, teman dan cinta merupakan
hal-hal yang tidak bisa didapatkan dengan uang.
Kita membutuhkan cinta dan dukungan
dari orang-orang terdekat untuk menjalani kehidupan yang tidak selalu mulus.
Seringkali kita menemui hambatan dan rintangan yang dapat kita selesaikan
sendiri. Pada saat inilah kita membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat
agar dapat menghadapi permasalahan yang ada. Contohnya ketika seseorang
terjerat narkoba dan berupaya sehat kembali, pada saat ini ia membutuhkan
dukungan dari keluarga dan sahabat agar dapat benar-benar bebas dari
ketergantungan obat-obatan terlarang. Dukungan yang diberikan bisa dalam bentuk
perhatian, hiburan atau mengingatkan jika ia mulai mencoba-coba lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-dukungan/