LAPORAN PENELITIAN
DEBIT ALIRAN FLUIDA SEBAGAI FUNGSI DARI
JARI-JARI PEMBULUH, TEKANAN FLUIDA DAN VISKOSITAS FLUIDA
NAMA : SRI
MAHATMA KESAVA M
NIM : 16140036
KELAS : B 13.1
PRODI D-IV
BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2016/2017
1.
Tujuan
Agar mahasiswa dapat menemukan hubungan
antara :
a.
Debit aliran fluida dengan jari-jari pembuluh
b.
Debit aliran fluida dengan tekanan fluida
c.
Debit aliran fluida dengan viskositas fluida
2. Alat dan Bahan
a.
Bejana berpancuran
b.
Selang dengan ukuran jari-jari besar, sedang dan kecil
c.
Gelas ukur
d.
Stopwatch
e.
Air
f.
Sirup
3. Dasar Teori
Hukum poiseulle
Apabila volume
zat cair yang mengalir melalui penampangnya tiap detiknya disebut debit (D),
maka menurut Poiseuille volume zat cair yang mengalir akan sama dengan tekanan
zat cair dibagi dengan hambatan alirnya.
Debit adalah
banyaknya volume aliran dalam fluida per satuan waktu.
Fluida adalah zat yang dapat mengalir
termasuk didalamnya zat cair dan gas.
Dari persamaan
diatas dapat diketahui bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi laju alir zat cair
pada pembuluh, yaitu:
ü Panjang pembuluh
ü Diameter pembuluh
ü Viskositas / kekentalan zat cair
ü Tekanan
Keterangan :
D = debit
aliran = volume aliran/waktu
r =
jari-jari pembuluh
(P1-P2) = selisih tekanan fluida
ɳ =
viskositas (kekentalan) fluida (N
s/m2 = Pa.s = pas)
L = panjang
pembuluh
Viskositas air = 1 mili pas tergantung
kepada prosentase darah merah dalam darah (hematokrit).
Dari hukum poiseuille terlihat adanya
hubungan sebagai berikut :
a.
Debit berbanding lurus dengan pangkat empat jari-jari
pembuluh
b.
Debit berbanding lurus dengan selisih tekanan
c.
Debit berbanding terbalik dengan viskositas fluida
d.
Debit berbanding terbalik dengan panjang pembuluh
Dalam konteks medis, hukum ini dapat di
terapkan untuk mengkaji hubungan antara debit aliran darah dengan jari-jari
pembuluh darah, tekanan darah dan viskositas darah. Hukum Poiseuille sangat
berguna untuk menjelaskan mengapa pada
penderita usia
lanjut mengalami pingsan (akibat tekanan darah meningkat) mengapa daerah
akral/ujung suhunya dingin.
Jari-jari
pembuluh dapat diubah-ubah dengan mengganti pembuluh dari berbagai ukuran.
Selisih tekanan fluida merupakan selisih tekanan hidrostatisfluida pada posisi
lubang pancuran dan pada posisi permukaan fluida dalam bejana berpancuran. Jika
selisih tinggi fluida pada kedua posisi itu adalah h, maka selisih tekanan
hidrostatis. P = ρgh dimana ρ adalah massa jenis
fluida, g adalah peercepatan gravitasi dan h adalah tinggi fluida. Viskositas
fluida dapat diubah-ubah dengan mengganti konsentrasi larutan fluida. Untuk itu
dalam percobaan ini, air akan ditambahkan sirup dengan berbagai konsentrasi.
4. Prosedur Percobaan
A.
Debit sebagai fungsi jari-jari pembuluh.
1)
Bejana berpancuran diisi air sampai hampir penuh. Kran
pancuran masih tertutup. Ukur tinggi air dalam bejana.
2)
Pembuluh dengan ukuran jari-jari tertentu dihubungkan ke
pancuran. Gelas ukur dipasang pada ujung pembuluh untuk menampung air yang
keluar dari pembuluh.
3)
Tutup pancuran dibuka. Bersamaan dengan stopwatch
diaktifkan
4)
Setelah selang waktu tertentu (sebelum gelas ukur penuh)
stopwatch dimatikan.
5)
Amati dan catat volume air yang tertampung dalam gelas
ukur.
6)
Ulangi kegiatan 1-3 dengan mengganti ukuran jari-jari
pembuluh.
7)
Catat data yang diperoleh di lembar data D=f(r)
B.
Debit sebagai fungsi tekanan fluida
1)
Lakukan kegiatan seperti pada prosedur A, dengan
mengubah-ubah tinggi air dalam bejana berpancuran. Jari-jari pembuluh tetap.
2)
Catat data yang di peroleh di lembar data D=f(P)
C.
Debit sebagai fungsi viskositas fluida
1)
Lakukan kegiatan seperti pada prosedur A, dengan
mengubah-ubah viskositas fluida. Gunakan sirup untuk mengubah viskositas.
Jari-jari pembuluh dan tinggi fluida tetap.
5. Data
I.
D=f(r)
No
|
r (cm)
|
V (ml)
|
t(s)
|
D(ml/s)
|
1.
|
Besar
|
1000
|
39,80
|
25,12
|
2.
|
Sedang
|
1000
|
34,55
|
28,94
|
3.
|
Kecil
|
1000
|
55,68
|
25,12
|
Tinggi air (h) = 1000 ml
Panjang
pembuluh (L) = 100 cm
Viskositas air,
ɳ = 1 mpas
II.
D=f(P)
No
|
h (ml)
|
V (ml)
|
t(s)
|
D(ml/s)
|
1.
|
Rendah
|
1000
|
49,82
|
20,07
|
2.
|
Sedang
|
1000
|
36,77
|
27,19
|
3.
|
Tinggi
|
1000
|
34,55
|
28,94
|
Viskositas air
(ɳ) = 1 mpas
III.
D=f(ɳ)
No
|
konsentrasi
|
V (ml)
|
t(s)
|
D(ml/s)
|
1.
|
Tanpa sirup
|
300
|
7,82
|
38,36
|
2.
|
Sirup encer
|
300
|
8,61
|
34,84
|
3.
|
Sirup
kental
|
300
|
9,87
|
30,39
|
Tinggi air (h) = 300 ml
Panjang
pembuluh (L) = 100 cm
6. Analisis data (perhitungan)
Bahwa mencari : Debit
= volume (ml) : waktu (s)
7. Kesimpulan
a.
Debit adalah banyaknya volume aliran yang mengalir per
satuan waktu.
b.
Dari hukum poiseuille terlihat adanya hubungan sebagai
berikut :
·
Debit berbanding lurus dengan pangkat empat jari-jari
pembuluh
·
Debit berbanding lurus dengan selisih pangkat empat
jari-jari pembuluh
·
Debit berbanding terbalik dengan viskositas fluida
·
Debit berbanding terbalik dengan panjang pembuluh
c. Ada 4 faktor yang mempengaruhi laju
alir zat cair pada pembuluh, yaitu:
1. Panjang pembuluh
2. Diameter pembuluh
3. Viskositas / kekentalan zat cair
4. Tekanan
d. Dalam konteks medis, hukum ini dapat di
terapkan untuk mengkaji hubungan antara debit aliran darah dengan jari-jari
pembuluh darah, tekanan darah dan viskositas darah.
e. Pembuluh darah kecil→kecepatan aliran
meningkat→tekanan besar→kerja jantung meningkat→hipertensi
f.
Darah kental→gesekan terhadap dinding pembuluh
membesar→tekanan besar besar→kerja jantung meningkat→hipertensi
8.
Aplikasi medis
Dalam konteks
medis, hukum ini dapat di terapkan untuk mengkaji hubungan antara debit aliran
darah dengan jari-jari pembuluh darah, tekanan darah dan viskositas darah.
Hukum Poiseuille sangat berguna untuk
menjelaskan
mengapa pada penderita usia lanjut mengalami pingsan
(akibat tekanan darah meningkat)
mengapa daerah
akral/ujung suhunya dingin.
Penderita usia
lanjut pembuluh darahnya sudah banyak yang menyempit karena penyumbatan oleh lemak,kolesterol,kalsium
yang mengendap dalam pembuluh darah.
Pada aliran
darah, makin kecil penampang pembuluh darah, makin besar kecepatan aliran darah
yang menyebabkan makin besar tekanan yang dilakukan terhadap pembuluh darah.
Hal ini meningkatkan kerja jantung dan menyebabkan pembekakan jantung dan
berakhir pada hipertensi.
Semakin kental suatu zat, maka makin
besar gesekan terhadap dinding pembuluh, akibatnya tekanan semakin besar. Jadi
dengan memperkecil viskositas dapat memperbesar debit. Bagi penderita
hipertensi ada obat yang memberikan efek pengurangan viskositas darah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar