Jumat, 10 Februari 2017

LAPORAN KONSEP DASAR CAIRAN DAN ELEKTROLIT

KONSEP DASAR
CAIRAN DAN ELEKTROLIT





DISUSUN OLEH :
SRI MAHATMA KESAVA M (16140036)


B.13.1
DIV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2016/2017


*      Resume
1)      Cairan tubuh !
2)      Gangguan keseimbangan cairan!
3)      Gangguan keseimbanga elektrolit !
4)      Gangguan keseimbangan asam dan basa!
5)     Mekanisme penanganan gangguan caitan infus, menghitung tetesan infuse, jenis cairan intravena (infuse) !

1.      Kebutuhan Cairan Tubuh
A.    Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh :
ü  Ginjal sebagaai pengatur air, pengatur konsentrasi garam dalam darah, pengatur keseimbangan asan basa darah dan pengatur ekskresi bahan buangan atau kelebihan garam.
ü      Kulit sebagai proses pengaturan panas.
ü  Paru-paru berperan dalam pengeluaran cairan dengan menghasilkan insensible water loss  400 ml/hari.
ü Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam mengerluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air.
Pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui mekanisme rasa haus yang dikontrol oleh sistem endokrin (hormonal), yakni anti diuretic hormone (ADH), sistem aldosteron, prostaglandin dan glukokortikoid.
B.     Cara perpindahan cairan
ü    Difusi merupakan bercampurnya molekul-molekul dalam cairan, gas, atau zat padat secara bebas atau acak.
ü Osmosis adalah proses perpindahan pelarut murni (seperti air) membran semipermeable.
ü  Transport aktif adalkah proses cairan tubuh menggunakan mekanisme transpor aktif.
C.     Faktor yang berpengaruh dalam pengaturan cairan
ü     Tekanan cairan
ü  Membran semipermeable merupakan penyaringan agar cairan yang bermolekul besar tidak tergabung.
2.      Gangguan Keseimbangan Cairan
A.    Hipovolum atau dehidrasi
Kekurangan cairan eksternal dapat terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan. Tubuh akan merespon kekurangan cairan tubuh dengan mengosongkan cairan vascular.
Pengosongan ini terjadi pada pasien diare dan mutah. Ada tiga macam kekurangan volume cairan eksternal atau dehidrasi, yaitu :
                  i.          Dehidrasi isotonik, terjadi jika kehilangan sejumlah cairan dan elektrolitnya yang seimbang.
                         ii.      Dehidrasi hipertonik, tejadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak daripada elektrolitnya.
                               iii.        Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya daripada air.
               Macam dehidrasi (kurang volume cairan) berdasarkan derajatnya :
                                i.            Dehidrasi berat
·         Kehilangan cairan 4-5 liter
·         Hipotensi
·         Turgor kulit buruk
·         Oliguria
·         Nadi dan pernapasan meningkat
·         Kehilangan cairan mencapai > 10% BB
                              ii.            Dehidrasi sedang
·         Kehilangan cairan 2-4 liter atau antara 5-10% BB
·         Mata cekung
                            iii.            Dehidrasi ringan
·         Kehilangan cairan mencapai 5% BB atau 1,5-2 liter
B.     Hipervolume atau overhidrasi
Hipervolume (peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan cairan pada interstisial).

3.      Gangguan Keseimbangan Elektrolit
A.    Hiponatremia
Merupakan keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/L, mual, muntah, dan diare.
B.     Hipernatremia
Merupakan keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi.
C.     Hipokalemia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah.
D.    Hiperkalemia
Merupakan keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinggi.
E.     Hipokalsemia
Merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah.
F.      Hiperkalsemia
Merupakan keadaan kelebihan kadar kalsium dalam darah.
G.    Hipomagnesia
Merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah.
H.    Hipermagnesia
Merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah.

4.      Gaangguan Keseimbangan Asam dan Basa
A.    Asidosis Respiratorik
Merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh karena kegagalan sistem pernapasan dalam membuang karbondioksida dari cairan tubuh. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kerusakan pada pernapasan peningkatan PCO2 arteri diatas 45mmHg dan penurunan pada pH yakni kurang dari 7,35. Keadaan ini dapat disebabkan oleh adanya penyakit obstruksi, trauma kepala, pendarahan dan lain-lain.
B.     Asidosis metabolik
Merupakan suatu keadaan kehilangan basa atau terjadi penumpukan asam. Keadaan ini ditandai dengan adanya penurunan pH kurang dari 7,35 dan HCO3 kurang dari 22 mEq/L.
C.     Alkalosis respiratorik
Suatu keadaan kehilangan CO2 dari paru-paru yang dapat menimbulkan terjadinya paCO2 arteri kurang dari 35 mmHg,
pH lebih dari 7,45. Keadaan ini dapat disebabkan oleh karena adanya hiperventilasi, kecemasan, emboli paru-paru dan lain-lain.
D.    Alkalosis metabolik
Suatu keadaan kehilangan ion hidrogen atau penambahan basa pada cairan tubuh dengan adanya peningkatan bikarbonat plasma lebih dari 26 mEq/L dan pH arteri lebih dari 7,45 atau secara umum keadaan asam basa dapat dilihat sebagaimana tabel berikut :
HCO3 Plasma
pH Plasma
PaCO2 Plasma
Gangguan asam basa
Meningkat
Menurun
Menurun
Meningkat
Menurun
Menurun
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Menurun
Menurun
Meningkat
Asidosis respiratorik
Asidosis metabolik
Alkalosis respiratorik
Alkalosis metabolik

5.      Mekanisme penanganan gangguan cairan infus, menghitung tetesan infus, jenis cairan intravena (infus)
A.    Mekanisme penanganan gangguan cairan infus
1.    Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan memasukkan cairan melalui intravena yang dilakukan pada pasien dengan bantuan perangkat infuse. Tindakan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit, serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makanan.
Persiapan Bahan dan Alat :
·         Standar infuse
·         Perangkat infuse
·         Cairan sesuai dengan kebutuhan pasien.
·         Jarum infus/ abocath atau sejenisnya sesuai dengan ukuran
·         Pengalas
·         Tourniquet/pembendung
·         kapas alkohol 70%
·         Plester
·         Gunting
·         Kasa steril
·         Betadine
·         Sarung tangan
Prosedur Kerja :
ü  Cuci tangan
ü  Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
ü  Hubungakan cairan dan perangkat infuse dengan menusukkan ke dalam botol infuse (cairan)
ü  Isi cairan ke dalam perangkat infuse dengan menekan bagian ruang tetesan hingga ruangan tetesan terisi sebagian, kemudian buka penutup hingga selang terisi dan keluar udaranya
ü  Letakkan pengalas
ü  Lakukan pembendungan dengan tourniquet
ü  Gunakan sarung tangan
ü  Desinfeksi daerah yang akan ditusuk
ü  Lakukan penusukan dengan arah jarum ke atas
ü  Cek apakah sudah mengenai vena dengan ciri darah keluar melalui jarum infus/abocath
ü  Tarik jarum infus dan hubungkan dengan selang infuse
ü  Buka tetesan
ü  Lakukan desinfeksi dengan betadine™ dan tutup dengan kasa steril
ü  Beri tanggal dan jam pelaksanaan infuse pada plester
ü  Catat respons yang terjadi
ü  Cuci tangan
2.   Transfusi darah merupakan tindakan memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan seperangkat alat transfusi pada pasien yang membutuhkan darah. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan darah dan memperbaiki perfusi jaringan.
Persiapan Alat dan Bahan :
·         Standar infuse
·         Perangkat transfusi
·         NaCl 0,9%
·         Darah sesuai dengan kebutuhan pasien
·         Jarum infus/abocath atau sejenisnya sesuai dengan ukuran
·         Pengalas
·         Tourniquet/ pembendung
·         Kapas alcohol 70%
·         Plester
·         Gunting
·         Kasa steril
·         Betadine
·         Sarung tangan
Prosedur Kerja :
ü  Cuci tangan
ü  Jelaskan pada pasien mengenai proosedur yang akan dilakukan
ü  Hubungkan cairan NaCl 0,9% dan seperangkat transfuse dengan menusukkannya
ü  Isi cairan NaCl 0,9% ke dalam perangkat transfusi dengan menekan bagian ruang tetesan hingga ruangan tetesan terisi sebagian. Kemudian buka penutup, hingga selang terisi dan udaranya keluar.
ü  Letakkan pengalas
ü  Lakukan pembendungan dengan tourniquet
ü  Gunakan sarung tangan
ü  Desinfeksi daerah yang akan disuntik
ü  Lakukan penusukan dengan arah jarum ke atas
ü  Cek apakah sudah mengenai vena dengan ciri darah keluar melalui jarum infus/abocath
ü  Tarik jarum infus dan hubungkan dengan selang tranfusi
ü  Buka tetesan
ü  Lakukan desinfeksi dengan betadine™ dan tutup dengan kasa steril
ü  Beri tanggal dan jam pelaksanaan infuse pada plester
ü  Setelah NaCl 0,9% masuk sekitar ± 15 menit, ganti dengan darah yang sudah disiapkan
ü  Darah sebelum dimasukkan, terlebih dahulu cek warna darah, identitas pasien, jenis golongan darah dan tanggal kadaluwarsa
ü  Lakukan observasi tanda-tanda vital selama pemakaian transfusi
ü  Catat respons terjadi
ü  Cuci tangan

B.     Cara menghitung tetesan infus :
1.   Dewasa : (makro dengan 20 tetes/ml)
      Tetesan/menit = jumlah cairan yg masuk : lamanya infuse (jam) x 3
Atau
     Tetesan/menit = jumlah kebutuhan cairan x faktor tetesan : lama infuse (jam) x          60 menit  
      2. Anak : Tetesan/menit (mikro) = jumlah cairan yg masuk : lamanya infuse (jam) 

C. Jenis cairan infus yang seringkali diberikan. Berikut ini diantaranya :
1.      Asering
Cairan dalam tiap liternya memiliki komposisi sebagai berikut :
Ø  Na 130 mEq
Ø  Cl 109 mEq
Ø  Ca 3 mEq
Ø  K 4 mEq
Ø  Asetat/garam 28 mEq
Fungsi cairan ini dapat diberikan saat pasien dehidrasi (keadaan shock hipovolemik dan asidosis), demam berdarah dengue, trauma, dehidrasi berat, luka bakar dan shock hemoragik.
Adapun manfaat cairan asering yaitu:
Ø  Dapat menjaga suhu tubuh sentral pada anestasi dan isofluran terutama kandungan asetatnya pada saat pasien dibedah
Ø  Meningkatkan tonisitas sehingga dapat mengurangi resiko edema serebral
2.      Cairan Kristaloid
a.       Normal Saline
Komposisi : Na: 154 mmol/l,Cl:154 mmol/l
Kegunaan :
Ø  Mengganti cairan saat diare
Ø  Mengganti elektrolit dan cairan yang hilang di intravaskuler
Ø  Menjaga cairan ekstra seluler dan elektrolit serta membuat peningkatan pada metabolit nitrogen berupa ureum dan kreatinin pada penyakit ginjal akut.
b.      Ringer Laktat (RL)
Komposisi : (mmol/100 ml : Na = 130, K = 4-5, Ca = 2-3, Cl = 109-110, Basa = 28-30 mEq /L)
Manfaat cairan Ringer Laktat :
Ø  Kandungan kaliumnya bermanfaat untuk konduksi saraf dan otak, mengganti cairan hilang karena dehidrasi, syok hipovolemik dan kandungan natriumnya menentukan tekanan osmotik pada pasien. 
c.       Deaktrosa
Cairan terdiri dari beberapa komposisi yakni : Glukosa = 50 gr/l,100 gr/l,200 gr/l
Manfaat deaktrosa adalah cairan yang diperlukan pasien pada saat terapi intravena,dan diperlukan untuk hidrasi ketika pasien sedang dan selesai operasi.
d.      Ringer Asetat (RA)
Komposisi cairan ini hampir sama dengan cairan Ringer Laktat namun keduanya memiliki manfaat yang berbeda yaitu :
Ø  Berguna sebagai cairan metabolisme di otot pasien
Ø  Bermanfaat bagi pasien resusitasi (kehilangan cairan akut) yang mengalami dehidrasi yang berat dan syok maupun asidosis
Ø  Bagi pasien diare (yang kehilangan cairan dan bikarbonat masif)
Ø  Demam berdarah
Ø  Luka bakar (syok hemoragik)
Manfaat yang dirasakan pasien dengan cairan ini 3-4 kali lebih cepat dan efektif daripada cairan Ringer Laktat (RL).
3.      Cairan Koloid
Cairan ini merupakan cairan yang terdiri dari molekul besar yang sulit untuk menembus pada membran kapiler. Biasanya cairan digunakan untuk mengganti cairan yang hilang yakni cairan intravaskuler, digunakan untuk membuat tekanan osmose plasma lebih terjaga dan mengalami peningkatan. Jenis cairan koloid yaitu :
a.       Albumin
Komposisi : Protein 69-kDa yang mendapat pemurnian yang berasal dari plasma manusia (misalnya 5 %).
Adapun manfaat albumin yaitu mengganti jumlah volume yang hilang atau protein ketika pasien mengalami syok hipovolemia, hipoalbuminemia, saat operasi ,trauma, gagal ginjal yang akut dan luka bakar. Selain itu, ketika pasien diterapi dengan albumin dapat memberi pengaruh diuresis yang berkelanjutan serta membantu dalam penurunan berat badan.
b.      Hidroxyetyl Starches (HES)
Komposisi : Starches (memiliki 2 tipe polimer glukosa:amilosa dan amilopektin).
Manfaat cairan HES yakni membantu menurunkan permeabilitas pembuluh darah pada pasien post trauma. sSehingga resiko kebocoran kapiler dapat terhindarkan dan membantu menambah jumlah volume plasma walaupun pasien mengalami kenaikan permeabilitas.
c.       Dextran
Komposisi : Polimer glukosa (hasil sintesis bakteri Leuconosyoc mesenteroides melalui media sukrosa).
Manfaat dextran, membantu menambah plasma ketika pasien mengalami trauma, syok sepsis, iskemia celebral, vaskuler perifer dan iskemia miokard. Selain itu, cairan dextran memberi efek anti trombus yakni dapat menurunkan viskositas darah dan mencegah agregasi platelet.
d.      Gelatin
Komposisi: hidrolisi kolagen bovine
Manfaat : Memberi efek antikoagulan, Dapat membantu menambah volume plasma pada pasien
4.      Cairan Mannitol
Komposisi terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen (C6H14O6). Manfaatnya yaitu membantu tekanan intrakranial yang tingga menjadi normal atau berkurang, memberi peningkatan diuresis pada proses pengobatan gagal ginjal (oliguria), membuateksresi senyawa toksik menjadi meningkat. Bermanfaat juga sebagai larutan irigasi genitouriner ketika pasien sedang menjalani operasi prostat atau transuretral.
5.      KA-EN 1B
Komposisinya dalam tiap 1000 ml yaitu :
Ø  Sodium klorida 2,25 g
Ø  Anhidrosa dekstros 37,5 g
Ø  Elektrolit (meq/L) yang terdiri dari : Na+ (38,5),Cl- (38,5),dan glukosa (37,5 g/L
Manfaat cairan KA-EN 1B :
Dapat menjadi cairan elektrolit pasien pada kasus pasien yang sedang dehidrasi karena tidak mendapat asupan oral dan pasien yang sedang demam. Selain itu cairan ini bisa diberikan kepada bayi prematur maupun bayi yang baru lahir sebagai cairan elektrolitnya.
6.      KA-EN 3A & KA-EN 3B
Komposisi :
Ø  KA-EN 3A
Ø  Sodium klorida 2,34 g
Ø  Potassium klorida 0,75 g
Ø  Sodium laktat 2,24 g
Ø  Anhydrous dekstros 27 g
Ø  Cairan elektrolit (meq/L): Na + 60,K+10,Cl-50,glukosa 27g/L,kcal/L:108
Ø  KA-EN 3B
Ø  Sodium klorida 1,75 g
Ø  Ptasium klorida 1,5 g
Ø  Sodium laktat 2,24
Ø  Anhydrous dekstros 27 g
Manfaat kedua larutan ini adalah :
Membantu memenuhi kebutuhan pasien akan cairan dan elektrolit karena kandungan kaliumnya (pada KA-EN 3A mengandung kalium 10 mEq/L dan KA-EN 3B mengandung kalium 20 mEq/L) yang cukup walaupun pasien sudah melakukan ekskresi harian.
7.      KA-EN MG3
Komposisi :
Ø  Sodium klorida 1,75 g
Ø  Anhydrous dekstros 100 g
Ø  Sodium laktat 2,24 g
Ø  Cairan elektrolit (mEq/L) yang terdiri dari: Na+ (50),K+ (20),Cl- (50),laktat- (20),glikosa (100 g/L),kcal/l (400)
Manfaatnya yakni membantu cairan elektrolit harian pasien maupun saat pasien mendapat asupan oral terbatas, memenuhi kebutuhan kalium pasien (20 mEq/L) dan sebagai suplemen NPC yang dibutuhkan pasien (400 kcal/L).
8.      KA-EN 4A
Memiliki komposisi (per 1000 ml), yang mengandung :
Ø  Na 30 mEq/L
Ø  Cl 20 mEq/L
Ø  K 0 mEq/L
Ø  Laktat 10 mEq/L
Ø  Glukosa 40 gr/L
Manfaat larutan ini yakni dapat diberikan sebagai larutan infus untuk bayi dan anak-anak, menormalkan kadar konsentrasi kalium serum pada pasien, membantu pasien mendapatkan cairan kembali ketika mengalami dehidrasi hipertonik.
9.      KA-EN 4B
Komposisinya yaitu :
Ø  Na 30 mEq/L
Ø  K 8 mEq/L
Ø  Laktat 10 mEq/L
Ø  Glukosa 37,5 gr/L
Ø  Cl 28 mEq/L
Manfaat cairan infus KA-EN 4B :
Dapat diberikan pada bayi dan anak–anak usia kurang dari 3 tahun sebagai cairan infus bagi mereka, mengurangi resiko hipokalemia ketika pasien kekurangan kalium dan mengganti cairan elektrolit pasien ketika dehidrasi hipertonik.
10.  Otsu-NS
Komposisinya terdiri dari elektrolit (mEq/L) :
Ø  Na+=154
Ø  Cl- +154
Manfaat cairan Otsu-NS yakni mengganti Na dan Cl ketika pasien diare,mengganti kehilangan natrium pada pasien saat asidosis diabetikum,insufisiensi adrenokortikal,dan luka bakar. Selain itu, mengganti cairan saat pasien mengalami dehidrasi akut.
11.  Otsu-RL
Komposisi terdiri dari cairan elektrolit (mEq/L), yaitu :
Ø  Na+ =130
Ø  K+ = 4
Ø  Cl- =108.7
Ø  Laktat = 28
Ø  Ca++ = 2.7
Manfaatnya yaitu memberi pasien ion bikarbonat dan sebagai cairan asidosi metabolik dan sebagai resuisitasi.
12.  MARTOS-10
Komposisi : 400 kcal/L
Manfaat cairan ini adalah dapat membantu mencukupi suplai air dan karbohidray pada pasien diabetik secara parental dan dapat memberi nutrisi eksogen pada pasien kritis penderita tumor,infeksi berat,pasien stres berat maupun pasien mengalami defisiensi protein.
13.  AMIPAREN
Cairan ini bermanfaat bagi pasien yang mengalami stres metabolik berat, mengalami luka bakar, kwasiokor dan sebagai kebutuhan nutrisi secara parental.
14.  AMINOVEL- 600
Komposisi cairan ini tiap 600 liter terdiri atas :
Ø  amino acid (L-form) 50g
Ø  D-sorbitol 100g
Ø  ascorbic acid 400mg
Ø  inositol 500mg
Ø  nicotinamide 60mg
Ø  pyridoxine HCl 40mg,
Ø  riboflavin sodium phosphate 2,5mg.
Ø  Selain itu komposisinya terdiri dari elektrolit:
Ø  Sodium 35 mEq
Ø  potassium 25 mEq
Ø  magnesium 5 mEq
Ø  acetate 35 mEq
Ø  maleate 22 mEq
Ø  chloride 38 mEq
Manfaatnya adalah meningkatkan kebutuhan metabolik pada pasien yang mengalami luka bakar, trauma pasca operasi serta pasien yang mengalami stres metabolik sedang. Selain itu, cairan diberikan kepada pasien GI sebagai penambah nutrisi.
15.  TUTOFUSIN OPS
Komposisi tiap liternya adalah:
Ø  Natrium = 100 mEq
Ø  Kalium = 18 mEq
Ø  Kalsium = 4 mEq
Ø  Sorbitol = 50 gram
Ø  Klorida = 90 mEq
Manfaatnya yakni memenuhi kebutuhan pasien akan air dan cairan elektrolit baik saat sebelum,sedang dan sesudah operasi. Selain itu, dapat membantu pasien mendapatkan kembali air dan cairan elektrolit saat mengalami dehidrasi isotonik dan kehilangan cairan intarselular, juga memenuhi kebutuhan pasien akan makanan yang mengandung karbohidrat secara parsial.
         



DAFTAR PUSTAKA

Uliyah, Musrifatul. 2016. Keterampilan Dasar Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, Musrifatul. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Hardisman, dr. 2015. Fisiologis dan Aspek Klinis Cairan Tubuh dan Elektrolit Disertai dengan Soal-soal dan Pembahasan. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar